Loading
Tingkatkan Kompetensi Perawat
by Indra_doank on Nov.22, 2009, under Keperawatan
Bagikan
Berbenah meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan adalah kunci menyonsong terkuaknya globalisasi dunia kerja. termasuk kerja perawat ringkasnya, dituntut kualifikasi perawat yang kompeten di bidangnya.
Segera terkuaknya globalisasi kerja Tinggal bagaimana rekan perawat menyikapinya; Apakah itu ancaman yang menyesakkan dada atau justru peluang yang membuat Anda segera bergegas.
Adanya persemaian pendidikan spesialisasi di bidang keperawatan merupakan tren yang bagus mendukung hadirnya sosok perawat yang kompeten. Adanya kesadaran bersama perawat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, baik secara pribadi maupun sokongan institusi tempat bekerja menurut Prof. Dr. Azrul Azwar, MD. MPH, Guru besar FK UI akan berimplikasi pada semakin profesionalnya perawat di Indonesia.
Ini bisa dipahami karena seorang perawat yang telah mengikuti pendidikan spesialis ditambah berbagai pelatihan akan meraih tiga aspek, yaitu;
1. Mendapat kompetensi baru.
2. Mempertahan kan kompetensi yang ada (refreshing).
3. Mengganti kompetensi yang sudah usang.
Perawat yang kompoten sentuhan pelayanannya akan lebih terasa. dengan pelayanan yang baik, diharapkan pasien puas. Dengan performance perawat yang prima akan meningkatkan citra profesi keperawatan yang berbasis pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan.
"Era Globalisasi"
Meski berbiaya mahal atau ada kendala lain, seperti dikatakan Azrul upaya meningkatkan kompetensi haruslah dilakukan segera karena keperawatan Indonesia sudah sangat tertinggal dengan negara lain. "kalau tidak dimulai dari sekarang peningkatan kompetensi perawat, kita makin tertinggal. Apalagi era globalisasi pekerja sudah didepan mata "tukasnya cepat.
Dia mengingatkan bahwa pekerja perawat di Indonesia hanya berdiam diri saja, jangan heran jika lima tahun kedepan, perawat asing akan banyak bekerja di Rumah Sakit kelas Internasional diberbagai kota di Indonesia.
Jadi? kita harus membentengi diri agar menjadi tuan di negri sendiri. Sedangkan agar perawat bisa berkiprah di negara lain merebut peluang kerja di era globalisasi, yang pertama yang harus dilakukan menurut Dr. S. Berhipton, MS, MApp. Sc, Direktur Politeknik Nusa Utara Tahuna Sangihe dengan meningkatkan kemampuan bahasa asing.
Pertanyaannya: perawat Indonesia mau duduk sebagai tuan dan nyonya di rumah sendiri atau sekedar pendamping dokter yang terus menggerutu karena merasa termajinalkan? "
JAWABANNYA TERGANTUNG ANDA"?
Segera terkuaknya globalisasi kerja Tinggal bagaimana rekan perawat menyikapinya; Apakah itu ancaman yang menyesakkan dada atau justru peluang yang membuat Anda segera bergegas.
Adanya persemaian pendidikan spesialisasi di bidang keperawatan merupakan tren yang bagus mendukung hadirnya sosok perawat yang kompeten. Adanya kesadaran bersama perawat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, baik secara pribadi maupun sokongan institusi tempat bekerja menurut Prof. Dr. Azrul Azwar, MD. MPH, Guru besar FK UI akan berimplikasi pada semakin profesionalnya perawat di Indonesia.
Ini bisa dipahami karena seorang perawat yang telah mengikuti pendidikan spesialis ditambah berbagai pelatihan akan meraih tiga aspek, yaitu;
1. Mendapat kompetensi baru.
2. Mempertahan kan kompetensi yang ada (refreshing).
3. Mengganti kompetensi yang sudah usang.
Perawat yang kompoten sentuhan pelayanannya akan lebih terasa. dengan pelayanan yang baik, diharapkan pasien puas. Dengan performance perawat yang prima akan meningkatkan citra profesi keperawatan yang berbasis pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan.
"Era Globalisasi"
Meski berbiaya mahal atau ada kendala lain, seperti dikatakan Azrul upaya meningkatkan kompetensi haruslah dilakukan segera karena keperawatan Indonesia sudah sangat tertinggal dengan negara lain. "kalau tidak dimulai dari sekarang peningkatan kompetensi perawat, kita makin tertinggal. Apalagi era globalisasi pekerja sudah didepan mata "tukasnya cepat.
Dia mengingatkan bahwa pekerja perawat di Indonesia hanya berdiam diri saja, jangan heran jika lima tahun kedepan, perawat asing akan banyak bekerja di Rumah Sakit kelas Internasional diberbagai kota di Indonesia.
Jadi? kita harus membentengi diri agar menjadi tuan di negri sendiri. Sedangkan agar perawat bisa berkiprah di negara lain merebut peluang kerja di era globalisasi, yang pertama yang harus dilakukan menurut Dr. S. Berhipton, MS, MApp. Sc, Direktur Politeknik Nusa Utara Tahuna Sangihe dengan meningkatkan kemampuan bahasa asing.
Pertanyaannya: perawat Indonesia mau duduk sebagai tuan dan nyonya di rumah sendiri atau sekedar pendamping dokter yang terus menggerutu karena merasa termajinalkan? "
JAWABANNYA TERGANTUNG ANDA"?
0 komentar